Selasa, 28 Juni 2011
Saat Nyawa Meregang
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya), ‘Maka ketika nyawa sampai di tenggorokan.’ Hal itu terjadi tatkala sudah dekat waktu dicabutnya.
‘Padahal kamu ketika itu melihat’, dan menyaksikan apa yang ia rasakan karena sakaratul maut itu.
‘Sedangkan Kami (para malaikat) lebih dekat terhadapnya (orang yang akan meninggal tersebut) daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat mereka (para malaikat).’ Maka Allah subhanahu wata’ala menyatakan: Bila kalian tidak menginginkannya, mengapa kalian tidak mengembalikan ruh itu tatkala sudah sampai di tenggorokan dan menempatkannya (kembali) di dalam jasadnya?” (Lihat Tafsir Al-Qur’anil ‘Azhim, 4/99-100)
Allah subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya):
‘Padahal kamu ketika itu melihat’, dan menyaksikan apa yang ia rasakan karena sakaratul maut itu.
‘Sedangkan Kami (para malaikat) lebih dekat terhadapnya (orang yang akan meninggal tersebut) daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat mereka (para malaikat).’ Maka Allah subhanahu wata’ala menyatakan: Bila kalian tidak menginginkannya, mengapa kalian tidak mengembalikan ruh itu tatkala sudah sampai di tenggorokan dan menempatkannya (kembali) di dalam jasadnya?” (Lihat Tafsir Al-Qur’anil ‘Azhim, 4/99-100)
Allah subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya):
Rabu, 15 Juni 2011
Tata Cara Shalat Gerhana
Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua raka’at dan ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun, para ulama berbeda pendapat mengenai tata caranya.
Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa, dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada sekali ruku’, dua kali sujud. Ada juga yang berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada dua kali ruku’, dua kali sujud. Pendapat yang terakhir inilah yang lebih kuat sebagaimana yang dipilih oleh mayoritas ulama. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1/435-437)
Hal ini berdasarkan hadits-hadits tegas yang telah kami sebutkan:
Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa, dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada sekali ruku’, dua kali sujud. Ada juga yang berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada dua kali ruku’, dua kali sujud. Pendapat yang terakhir inilah yang lebih kuat sebagaimana yang dipilih oleh mayoritas ulama. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1/435-437)
Hal ini berdasarkan hadits-hadits tegas yang telah kami sebutkan:
Senin, 28 Maret 2011
Tragedi Asmara
Di suatu negeri tersebutlah seorang pemuda yang tampan dan cakap,dan muslim yang sholeh. Kesehariannya dia sebagai tukang kunci dan tukang pembuat pintu rumah. Pemuda ini hanya hidup berdua dengan ibunya. Mereka sangat bahagia dengan kesederhanaannya.
Seperti hari-hari yang telah lalu, pemuda ini selalu mendapat order dari masyarakat setempat untuk membenahi pintu sekalian dengan memasang kuncinya..kali ini dia dapat job dari seorang bangsawan kaya,,
Dengan semangatnya pemuda ini mendatangi rumah bangsawan tersebut,
Seperti hari-hari yang telah lalu, pemuda ini selalu mendapat order dari masyarakat setempat untuk membenahi pintu sekalian dengan memasang kuncinya..kali ini dia dapat job dari seorang bangsawan kaya,,
Dengan semangatnya pemuda ini mendatangi rumah bangsawan tersebut,
Jumat, 18 Maret 2011
Keutamaan Dzikir
Berikut adalah keutamaan-keutamaan dzikir yang disarikan oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya Al Wabilush Shoyyib. Moga semakin memotivasi untuk tidak lalai dari dzikir, apalagi dzikir yang banyak disebut kalam Allah yaitu majelis ilmu yang mengkaji Al Kitab dan Sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
· Mengusir setan.
· Mendatangkan ridho Ar Rahman.
· Menghilangkan gelisah dan hati yang gundah gulana.
· Hati menjadi gembira dan lapang.
· Menguatkan hati dan badan.
· Menerangi hati dan wajah.
· Mendatangkan rizki.
· Orang yang berdzikir akan merasakan manisnya iman dan keceriaan.
· Mendatangkan cinta Ar Rahman yang merupakan ruh Islam.
Label:
Muslimah,
Nasehat,
Renungan,
Tsaqofah islamiyyah
Kamis, 17 Februari 2011
Ucapan “Shadaqallahul ‘Azhim” setelah membaca Al Quran
Bacaan “shadaqallahul ‘azhim” setelah membaca Al Qur’an merupakan perkara yang tidak asing bagi kita tetapi sebenarnya tidak ada tuntunannya, termasuk amalan yang tidak ada contoh dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam dan para sahabatnya, bahkan menyelisihi amalan Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam ketika memerintahkan Ibnu Mas’ud untuk berhenti dari membaca Al Qur’an dengan kata “hasbuk”(cukup), dan Ibnu Mas’ud tidak membaca shadaqallahul’adzim.
Dalam Shahih Al Bukhari disebutkan:
Dalam Shahih Al Bukhari disebutkan:
Senin, 14 Februari 2011
Mengagungkan Nabi dengan Merayakan Maulid
Pertanyaan:
Apa hukum merayakan maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Rabi’ul Awwal dalam rangka mengagungkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam?Jawaban:
Mengagungkan dan memuliakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dengan mengimani wahyu yang
Label:
Manhaj,
Soal Jawab,
Tanya Jawab,
Tsaqofah islamiyyah
Hukum Menghadiri Perayaan Maulid Nabi
Pertanyaan:
Bolehkah seseorang menghadiri perayaan yang bid’ah seperti perayaan maulid nabi, isro’ mi’roj, malam nishfu sya’ban, namun ia tidak meyakini bahwa perayaan-perayaan tadi disyari’atkan, ia cuma bertujuan menjelaskan kebenaran?Jawaban:
Pertama, perayaan yang disebutkan dalam pertanyaan di atas adalah perayaan yang tidak boleh dirayakan bahkan perayaan yang bid’ah yang mungkar.
Langganan:
Postingan (Atom)